0

Nasehat Memberi Kesadaran

Posted by Unknown on 04.38
Nasehat Memberi Kesadaran

Ulangan Biologi untuk kelas Rendy pun akan segera dilaksanakan setelah bel sekolah berbunyi yang menandakan istirahat sudah berakhir dan pelajaran akan dimulai kembali. Rendy yang tergolong anak “cuek” tidak mempersiapkan dirinya untuk ulangan nanti.
“Duh rajinnya anak-anak ini.” Ledek Rendy kepada teman-teman yang ia temui sedang membawa buku Biologi dan membacanya.
“Apa sih Ren? Kita kan mau dapet nilai bagus ulangan nanti. Makanya kita belajar.” Ledek teman-temannya kembali,tidak mau kalah dengan Rendy.
“Oh” Jawab Rendy singkat acuh tak acuh lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.
“Huh,Rendy itu sok banget y?” Kata salah seorang temannya.
“Iya. Kayak anak yang paling pinter aja. Ulangan gak pake belajar.” Kata seorang temannya yang lain dengan wajah kesal.
Setelah 15 menit berlalu,bel pun berbunyi. Anak-anak segera menuju ke kelasnya masing-masing. Teman-teman Rendy segera cepat-cepat menghafalkan materi yang akan keluar saat ulangan nanti, tetapi Rendy terlihat sangat santai dan tidak menyentuh buku sedikit pun untuk belajar dan mempersiapkan ulangan hari ini.
Setelah berbaris dan memberi salam kepada Ibu guru,anak-anak langsung duduk dan mengeluarkan kertas ulangan. Kebetulan Rendy duduk dengan temannya yang termasuk anak pintar di kelasnya. Rendy terlihat santai-santai saja saat akan menghadapi ulangan.
Selama ulangan berlangsung,Rendy mengerjakan ulangannya dengan melirik jawaban Rita,yaitu teman sebangkunya. Semua jawaban Rendy sama persis dengan jawaban Rita,hanya saja Rita tidak sadar bahwa Rendy sudah menyalin jawabannya. Rita mengerjakannya dengan tenang dan santai,sedangkan Rendy mengerjakan dengan tingkah seperti pencuri yang mengendap-endap dan sembunyi-sembunyi takut ketahuan orang lain.
Akhirnya,ulangan pun selesai. Rendy merasa puas dengan ulangan yang dia kerjakan tadi karena ia yakin ia akan mendapat nilai yang bagus. Ia tidak lagi meragukan hasil ulangannya nanti. Benar saja, hasil ulangan Biologi Rendy mendapat nilai di atas KKM. Ia merasa puas dengan nilai yang ia dapatkan itu. Ia memamerkan hasil ulangannya kepada teman-temannya yang mendapat nilai dibawah KKM.
“Aku dapet 90 rek. Aku tuntas!!” Sorak Rendy kepada teman-temannya yang sedang kecewa dengan hasil ulangan mereka. Tetapi mereka tidak menanggapi kata-kata Rendy dan memilih untuk mengacuhkan Rendy.
Setelah hasil ulangan telah di terima oleh masing-masing murid,guru memulai pembicaraan kepada murid-muridnya.
“Anak-anak, hasil ulangan kalian kali ini baik-baik walaupun ada beberapa anak yang tidak tuntas, tetapi hasil ulangan mereka tidak jauh dibawah KKM. Ibu sangat senang.” Kata Bu guru lalu tersenyum senang kepada murid-muridnya. Murid-murid bertepuk tangan dan tertawa gembira mendengar pernyataan gurunya itu.
“Apalagi  kalau kalian mengerjakan ini dengan usaha kalian dan jerih payah belajar kalian. Ibu yakin dengan itu kalian bisa mengingat materi pelajaran ini sampai nanti pada waktu ujian akhir.”Lanjut gurunya sambil tersenyum bangga pada murid-muridnya. Murid-muridnya kembali tertawa senang. Bahkan,yang mendapat nilai dibawah KKM bisa tersenyum dan bercanda tawa dengan teman-temanya. Karena mereka berpikir bahwa mereka sudah memberikan apa yang bisa mereka berikan,hanya itu mengingatkan mereka untuk lebih giat lagi agar mendapat nilai yang lebih memuaskan.
Di dalam kelas saat itu ramai sekali karena para murid saling bercanda dan tertawa bersama-sama, bahkan Bu guru pun ikut tertawa bersama. Hanya ada 1 orang murid yang tidak ikut tertawa bercanda ria dengan teman-temannya yaitu Rendy. Rendy merasa dirinya sudah melakukan kesalahan. Ia sudah tidak menghiraukan kepercayaan gurunya akan kejujuran anak-anaknya. Ia merasa hasil yang ia dapat bukanlah hasil yang seharusnya ia terima. Setelah pelajaran Biologi telah selesai dan gurunya sudah meninggalkan ruangan kelasnya,ia berlari mengejar gurunya itu.
“Bu,ada yang mau saya bicarakan.” Kata Rendy setelah ia sudah berada di depan guru Biologinya itu.
“Ya sudah,ikut Ibu ke ruang guru. Ayo!” Ajak gurunya.
Setelah mereka sampai di ruang guru,gurunya menanyakan apa yang ingin Rendy katakan. Setelah itu Rendy menjelaskan semuanya kepada gurunya bahwa ia telah menyontek jawaban teman sebangkunya.
“Karena dari kata-kata ibu tadi membuat saya merasa kecewa pada diri saya sendiri. Saya merasa saya satu-satunya murid di kelas yang mendapat nilai dengan mencontek jawaban teman saya. Saya juga merasa saya telah mengecewakan ibu dan teman-teman saya. Saya mau minta maaf bu.” Celoteh Rendy dengan muka bersalah yang tulus.
“Gakpapa sayang. Kamu telah berani mengakui kesalahanmu dan mau menyesali perbuatan burukmu itu. Sekarang kamu hanya perlu membuang jauh-jauh pikiranmu untuk menyontek supaya kamu tidak lagi mengulangi kesalahanmu itu nak.” Nasehat gurunya dengan seulas senyum menghiasi bibirnya.
”Terima kasih bu. Saya sangat menyesal dengan perbuatan saya itu. Saya berjanji saya tidak akan mengulangi hal itu lagi.” Ucap Rendy berjanji. Ibu guru pun mengusap rambut Rendy dan tersenyum.
Sejak kejadian itu Rendy berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi menyontek dan lebih belajar dengan giat lagi agar ia bisa mengerjakan ulangan yang akan dihadapinya dengan baik dan yang pasti dikerjakan sendiri tanpa melihat pekerjaan temannya. Dengan pedoman yang ia buat itu,Rendy bisa  menjadi murid yang berprestasi disekolahnya dan meyakinkan teman-temannya bahwa ia bukan lagi Rendy yang suka menyontek.



~The End~

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 FirFam All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.